Найти в Дзене

Festival Lembah Baliem: Pameran Seni & Budaya Papua

Suku-suku di Lembah Baliem sangat sensitif terhadap penculikan, pencurian, dan pembunuhan. Pada zaman kuno, mereka mungkin menyerang desa masing-masing untuk mengambil wanita atau babi. Desa yang digerebek kemudian akan membalas perbuatan itu dan menyerang balik.

Festival Lembah Baliem juga dimulai dengan skenario yang sama, di mana suku-suku memutuskan untuk berperang setelah seseorang diculik atau hasil panen mereka digerebek. Kisah moral dari skenario ini bukanlah untuk membalas apa yang orang lain lakukan kepada Anda, tetapi lebih tentang bagaimana hari esok seharusnya lebih baik daripada hari ini.

Gaun dan aksesori yang dikenakan oleh para pria menunjukkan kekuatan dan keterampilan mereka. Mereka juga mengecat tubuh dan wajah mereka dengan tanah liat putih dan merah agar terlihat lebih mengancam. Mereka menambahkan taring dan gigi hewan sebagai aksesori dan bukti kompetensi berburu, meskipun pada kenyataannya, mereka sangat menghormati hewan liar.

Sekarang, perang tiruan hanya untuk kompetisi yang melibatkan penceritaan dan koreografi. Setiap desa harus melakukan perang tiruan dengan latar belakang cerita atau skenario yang berbeda. Senjata tidak lagi dibuat berbahaya dan hanya digunakan sebagai properti cerita. Beberapa hakim akan mencetak kinerja, dan desa bersaing akan mendapatkan penghargaan untuk menang.

Sumber : https://adventureindonesia.com/experiencing-the-baliem-valley-festival/